Study Kasus Terbaru Sesuai Kisi2 UKPPPG Bagi Guru Tertentu LKPD dan MEDIA
- Deskripsikan LKPD yang Bapak/Ibu buat sesuai dengan kondisi siswa dan tujuan pembelajaran ?
Dalam penyusunan LKPD yang saya buat di kelas IV semester 1 Materi Tumbuhan sumber kehidupan manusia". LkPD ini dirancang agar sesuai dengan kondisi peserta didik. Adapun LKPD ini mecangkup karaketersitik yang dimiliki peserta didik dengan gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik.
serta kemampuan literasi yang baik bagi beberapa siswa dan cukup bagi beberapa siswa. Materi di susun berdasarkan Kontesk Nyata yang di rasakan nya. dengan menyediakan Tanaman yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Di harapkan tujuan pembelajaran ini siswa dapat mengenal langsung berbagai bagian tumbuhan yang ada dan dapat menemukan fungsi dari bagian bagian tubuh tumbuhan yang di amati.
oleh karena itu. LKPD ini tidak ada soal - soal subjektif saja tetapi di akmodasi oleh berbagai visual berupa gambar, mencocokan, serta melakukan proyek nyata terhadap tanaman yang diamati.
Bagaimana merancang LPKD sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kondisi siswa ?
Dalam merancang LKPD ini saya sangat memperhatikan tujuan pembelajaran yang ingin di capai. dengan melakukan pemetaaan Kompetensi dasar dan Tujuan pembelajaran atau ketercapaian siswa dalam pembelajaran tersebut.
dismaping itu saya mengaitkan dengan pengalam belajar yang sesuai dengan kontesk kehidupan yang dirasakan siswa.
Misalnya saja dengan mengamati tanaman yang di rumah sendiri dengan melakukan perawatan selama 1 bulan dan diamati apa yang di dapatkan.
mencatat aktivitas yang dilakukan terhadap tanaman miliknya. mengamati tamanan ketika melakukan fotosintesis di pagi hari di berangi dengan cahaya matahari.
Bagaimana respon peserta didik dengan LKPD yang dibuat?
LKPD ini digunakan siswa tentunya sangat beragam dan signifikan dalam kemampuan yang di hasilkan siswa. mereka sangat antusias dalam nenjawab soal dan melakukan pengamatan pada tanaman yang di lingkungan sekolah maupun rumah. Motivasi juga terlihat pada siswa ketika melakukan gambar atau mencocokan gambar tanaman yang sesuai dengan fungsi pada bagian tumbuhan
siswa juga mampu menjelaskan fungsi yang mendasar dalam tujuan pembelajaran yang di dapatkan. Beberapa siswa bahkan menunjukan insiatif yang lebih dengan bertanya mengenai LKPD yang lebih luas. Namun disamping itu ada juga beberapa siswa yang masih kesulitan dalam memahami perintah tertulis dan menunggu arahan guru ketika mengerjakan LKPD yang ada.
Tentunya ini menimbulkan adanya perbedaan pengetaun dalam memahami konsep dasar Fungsi tubuh tanaman. Disamping itu nilai yang didapatkan siswa sangat memuaskan ketika mendapati nlai rata-rata di atas KKM dibuktikan dengan Nilai harian maupun nilai akhir materi.
Apa pengalaman berharga yang bisa dipetik?
Dari pengalaman ini saya sangat memahami betapa berharganya dan pentingnya seorang guru dalam membuat LKPD yang bervariasi dan inovatif tentunya berdasarkan tujuan pembelajaran serta meteri yang sedang di pelajari tersebut. Sementara dengan LKPD yang stadart tentunya membuat meraka tidak tertangtang dalam menjawab soal. Guru juga perlu menekannya penjelasan secara detail dalam pengerjaan LKPD tersebut.
Di samping itu penggunaan LKPD yang bervariasi juga dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam menentukan LKPD yang tepat.
Saya juga menyadari bahwa pembuatan LKPD harus memperhatikan pengembangan keterampilan pedagogik guru yang baik. serta kedapannya saya akan lebih mengutakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi mereka
STUDI KASUS PERENCANAAN MEDIA
MASALAH
Di SD Negeri Harapan Bangsa, seorang guru kelas V, Ibu Rani, menghadapi masalah serius terkait motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA, khususnya dalam materi "Siklus Air." Saat pembelajaran berlangsung, sebagian besar siswa tampak pasif, tidak antusias, dan kurang memahami konsep yang disampaikan. Hal ini berpengaruh pada rendahnya hasil ulangan harian. Setelah dilakukan refleksi, Ibu Rani menyadari bahwa metode ceramah yang dominan tanpa media pendukung membuat siswa cepat bosan dan sulit memahami materi abstrak. Selain itu, kurangnya perencanaan dalam penggunaan media menyebabkan pembelajaran tidak menarik. Ibu Rani cenderung menggunakan gambar di buku teks secara seadanya, tanpa memanfaatkan media visual atau teknologi yang sebenarnya tersedia di sekolah, seperti proyektor dan internet.
SOLUSI
Ibu Rani kemudian menyusun perencanaan media pembelajaran berbasis interaktif. la mulai dengan menganalisis kebutuhan siswa: bagaimana mereka belajar, apa yang membuat mereka tertarik, dan media apa yang relevan. Berdasarkan hasil analisis, ia memutuskan menggunakan video animasi interaktif tentang proses siklus air dan aplikasi kuis berbasis game seperti Kahoot! sebagai evaluasi. Sebelum pelaksanaan, Ibu Rani membuat skenario penggunaan media pembelajaran dengan pemutaran video animasi tentang perjalanan air di alam, dilengkapi penjelasan sederhana. Dilanjutkan diskusi kelompok kecil dengan pemandu berupa lembar aktivitas. Sebagai penutup, siswa mengikuti kuis interaktif untuk mengukur pemahaman sekaligus menjaga semangat belajar. Perencanaan ini disusun dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan penekanan pada penggunaan media yang variatif dan interaktif.
DAMPAK
Hasilnya, suasana kelas menjadi lebih hidup. Siswa lebih aktif bertanya dan berdiskusi. Mereka menunjukkan ketertarikan saat melihat video animasi, karena proses yang awalnya sulit dibayangkan kini tampak nyata di depan mata. Melalui kuis interaktif, siswa menjadi antusias mengikuti evaluasi karena merasa seperti bermain sambil belajar. Nilai ulangan harian meningkat secara signifikan terutama di aspek pemahaman konsep. Bahkan, siswa yang biasanya pasif mulai berani mengajukan pertanyaan. Guru pun mendapat umpan balik positif dari siswa dan orang tua mengenai pembelajaran yang lebih menarik dan bermakna.
PELAJARAN BERMAKNA
Kasus ini memberi pelajaran penting bahwa perencanaan media pembelajaran bukan sekadar pelengkap, tetapi bagian inti dari strategi mengatasi masalah belajar siswa. Media yang dirancang sesuai kebutuhan dapat mengubah suasana kelas, meningkatkan motivasi, dan mendorong pemahaman yang lebih baik. Sebagai guru profesional, perencanaan media harus dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, dan sarana yang ada. Media yang tepat bukan hanya memperjelas materi, tetapi juga menjadi jembatan yang menghubungkan konsep abstrak dengan pengalaman nyata siswa. Pembelajaran ini menegaskan bahwa guru harus selalu berinovasi dan tidak terpaku pada metode konvensional agar proses belajar mengajar menjadi bermakna, menyenangkan, dan efektif.