Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makanan dalam K-Drama: Dari Kimchi ke Jjajangmyeon yang Bikin Laper Tengah Malam

 
Kimchi ke Jjajangmyeon yang Bikin Laper Tengah Malam
Kimchi ke Jjajangmyeon yang Bikin Laper Tengah Malam

Makanan dalam K-Drama: Dari Kimchi ke Jjajangmyeon yang Bikin Laper Tengah Malam

Pernahkah kamu menonton K-Drama tengah malam, lalu tiba-tiba merasa lapar saat melihat tokohnya menikmati semangkuk jjajangmyeon atau seporsi ayam goreng yang renyah? Ya, salah satu kekuatan tersembunyi dari Film Drakor adalah kemampuannya menggugah selera penonton lewat tampilan makanan yang menggoda. Dari makanan tradisional Korea hingga jajanan jalanan modern, K-Drama tak hanya menyuguhkan cerita emosional, tapi juga visual kuliner yang memikat hati—dan perut.

Kenapa Makanan Selalu Hadir di K-Drama?

Dalam budaya Korea, makan bersama bukan sekadar rutinitas, tapi momen untuk mempererat hubungan, menunjukkan kasih sayang, bahkan meluapkan emosi. Hal ini tergambar jelas di banyak adegan K-Drama. Setiap suapan di layar punya makna; entah itu pertemuan pertama pasangan utama di restoran tteokbokki, makan malam keluarga yang penuh air mata, atau pesta kecil setelah melewati hari berat.

Para sutradara dan penulis naskah K-Drama tampaknya sadar bahwa makanan bisa menjadi elemen penting untuk memperkuat emosi cerita. Tidak heran jika banyak makanan menjadi ikon karena popularitas drama tertentu.

Kimchi: Simbol Budaya yang Tak Pernah Absen

Kimchi adalah makanan fermentasi khas Korea yang hampir selalu muncul di meja makan dalam K-Drama. Meski hanya sebagai pelengkap, kehadirannya mempertegas nuansa otentik dalam cerita. Dalam beberapa drama, proses membuat kimchi bersama bahkan menjadi momen penting dalam perkembangan karakter atau hubungan.

Contohnya dalam Crash Landing on You, saat keluarga tentara Korea Utara berkumpul dan membuat kimchi dalam jumlah besar. Aktivitas ini menjadi simbol persaudaraan dan kehidupan sederhana yang menyentuh.

Jjajangmyeon: Hidangan Favorit yang Bikin Ngiler

Tak ada adegan makan malam sendirian yang lebih ikonik di K-Drama selain seseorang duduk dengan wajah muram, menyantap semangkuk jjajangmyeon (mie saus kacang hitam). Makanan ini sering dikaitkan dengan kehidupan lajang, kesendirian, atau momen melankolis. Namun, popularitasnya justru meledak karena tampilannya yang menggoda.

Dalam Weightlifting Fairy Kim Bok-Joo, sang tokoh utama tak ragu melahap jjajangmyeon dengan penuh semangat, menggambarkan bahwa makanan bisa menjadi pelipur lara terbaik setelah hari yang melelahkan.

Ayam Goreng dan Bir: Kombinasi Hits yang Tak Tergantikan

Kalau kamu pernah menonton My Love from the Star, kamu pasti ingat adegan legendaris ketika Cheon Song-Yi berkata, “Musim salju itu cocoknya makan ayam goreng dan minum bir.” Adegan ini menjadi viral dan bahkan membuat ekspor ayam goreng Korea meningkat secara global.

Kombinasi ayam goreng renyah dengan segelas bir dingin disebut dengan "chimaek" (chicken + maekju/bir) dan menjadi simbol gaya hidup urban di Korea Selatan. Kini, banyak penonton K-Drama yang penasaran dan ingin mencoba sensasi makan chimaek langsung di restoran Korea.

Tteokbokki: Jajanan Jalanan yang Penuh Nostalgia

Tteokbokki, kue beras kenyal yang dimasak dalam saus pedas manis, sering muncul dalam K-Drama, terutama dalam setting pasar malam atau kencan pertama. Makanan ini menggambarkan sisi hangat dan sederhana dalam kehidupan sehari-hari warga Korea.

Drama seperti Reply 1988 berhasil membangkitkan nostalgia lewat adegan-adegan keluarga yang makan tteokbokki bersama sambil berbagi cerita hidup. Makanan ini menjadi representasi masa muda dan kenangan tak terlupakan.

Ramyeon: Isyarat Ajak Menginap?

Jika kamu sudah lama menonton K-Drama, kamu pasti familiar dengan kalimat, “Mau makan ramyeon di rumahku?” Meski terdengar polos, kalimat ini sering digunakan dalam konteks romantis sebagai cara halus untuk mengajak seseorang menginap.

Ramyeon bukan sekadar mie instan, tapi juga simbol keintiman dan chemistry yang mulai berkembang antara karakter. Penonton sering kali dibuat senyum-senyum sendiri melihat bagaimana satu mangkuk mie bisa membangkitkan percikan asmara.

Bibimbap dan Hidangan Rumahan

Bibimbap (nasi campur dengan aneka lauk) adalah makanan khas rumahan yang sering muncul dalam adegan keluarga atau ketika tokoh utama merasa rindu rumah. Dalam drama It's Okay to Not Be Okay, makanan seperti bibimbap digunakan sebagai simbol kehangatan dan rasa diterima.

Makanan rumahan lainnya seperti doenjang jjigae (sup pasta kedelai) dan bulgogi (daging panggang) juga sering muncul untuk menggambarkan momen tenang dan damai dalam kehidupan karakter.

Makanan sebagai Identitas Karakter

Menariknya, jenis makanan yang disantap karakter sering kali mencerminkan kepribadian mereka. Tokoh keras kepala biasanya makan dengan cepat dan penuh semangat. Sementara tokoh yang pendiam cenderung memilih makanan sederhana dan makan dengan perlahan. Bahkan profesi mereka pun sering tercermin dari kebiasaan makan; seperti chef yang perfeksionis, atau idol yang diet ketat dan hanya makan salad.

Hal-hal kecil seperti ini menambah kedalaman karakter dan membuat penonton lebih terhubung dengan mereka, bahkan lewat cara mereka makan.

Kesimpulan: K-Drama dan Makanan, Kombinasi Tak Terpisahkan

Tidak bisa disangkal bahwa salah satu kekuatan besar dari K-Drama adalah kemampuannya membangun koneksi emosional lewat visual makanan. Dari kimchi hingga jjajangmyeon, dari ayam goreng hingga tteokbokki, semuanya bukan hanya menggoda lidah, tapi juga hati penonton.

Setiap kali kamu menonton Film Drakor dan tiba-tiba merasa lapar di tengah malam, itu tandanya kamu sudah masuk ke dalam dunia K-Drama secara utuh. Dan siapa tahu, mungkin setelah membaca artikel ini, kamu akan mencari ramyeon di dapur untuk menemani nonton episode selanjutnya.